Mengenai Saya

Foto saya
Food and Beverage yang biasa juga dikenal FnB yang merupakan salah satu jurusan yang ada di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB. Jurusan FnB juga dikenal sebagai Manajemen Tata Hidang (MTH)yang tentunya menurut para senior sudah berdiri sejak tahun 1973. Semoga blog yang kita buat ini dapat menjadi sesuatu sumber informasi juga bagi kemajuan dunia hospitality khususnya dunia kepariwisataan Indonesia.

Jumat, 25 November 2011

Menciptakan kondisi persaingan yang sehat dalam bisnis akomodasi (hotel) di kota Bandung sebagai destinasi wisata

Topik ketiga yang akan kita bahas adalah "Bandung sebagai destinasi wisata memiliki kecendrungan supply – demand hotel yang tak seimbang seperti saat weekday apalagi weekend. Bagaimana solusi terbaik agar persaingan bisnis perhotelan di Bandung berjalan sehat?"


Kota Bandung terletak pada koordinat 107° BT and 6° 55’ LS. Luas Kota Bandung adalah 16.767 hektare. Kota ini secara geografis terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, dengan demikian, sebagai ibu kota provinsi, Bandung mempunyai nilai strategis terhadap daerah-daerah di sekitarnya. 
Kota Bandung terletak pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut rata-rata (mean sea level), dengan di daerah utara pada umumnya lebih tinggi daripada di bagian selatan. Ketinggian di sebelah utara adalah ±1050 msl, sedangkan di bagian selatan adalah ±675 msl. Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga Bandung merupakan suatu cekungan (Bandung Basin).
Melalui Kota Bandung mengalir sungai utama seperti Sungai Cikapundung dan Sungai Citarum serta anak-anak sungainya yang pada umumnya mengalir ke arah selatan dan bertemu di Sungai Citarum.

Kota Bandung dahulu kala saat jaman penjajahan belanda memang sengaja dibuat sebagai kota tempat untuk beristirahat para VOC karena kota Bandung dingin dan nyaman. Kita dapat melihat hal ini dengan banyaknya rumah - rumah yang memiliki arsitektur bergaya Belanda dan kota Bandung memiliki banyak perempatan. Seiring dengan perkembangan jaman di era millenium ini kota Bandung telah menjelma menjadi sebuah kota metropolitan sehingga yang awalnya  kota tempat beristirahat menjadi sebuah destinasi wisata khususnya wisata kuliner (makanan dan minuman) serta wisata belanja.

Kota Bandung semakin menjadi destinasi wisata yang sangat menarik bagi wisatawan Domestik dan Mancanegara karena kota bandung mempunyai sesuatu hal yang menjadi magnet bagi para wisatawan. Semua ini didukung dengan adanya jalan tol Cipularang yang mempersingkat jarak tempuh antara Jabotabek - Bandung. Di akhir minggu banyak sekali wisatawan yang mengunjungi kota Bandung untuk sekedar melepaskan kepenatan setelah bekerja maupun mempunyai urusan bisnis di kota Bandung.
Kota Bandung bisa dibilang sebagai kota yang cukup lengkap dan kota yang tidak pernah mati karena siang malam kota Bandung ini masih mempunyai kehidupan. kurang lebih di weekend kendaraan pribadi di kota Bandung mencapai kurang lebih 100.000 kendaraan roda empat dan ini menjadikan Kota Bandung juga menjadi macet.

Namun berbeda dengan para pengusaha di bidang tour and travel beserta penyedia akomodasi (hotel), mereka melihat ini sebagai suatu kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan profit. 

Hal ini bukanlah sebuah isapan jempol belaka ataupun sebuah kabar burung karena kita dapat mengetahui hal ini dari jumlah hotel baru yang dibuat di kota Bandung serta saat weekend hotel di kota Bandung biasanya tidak mempunyai room yang kosong. Weekdays pun menjadi sebuah opportunity yang baik dalam kita membuka usaha Hotel ini dimana mulai banyak pengusaha / pebisnis yang mengadakan acara bagi kelancaran bisnisnya maupun sebuah gathering perusahan itu sendiri.
Namun bagaimanakan persaingan antara Hotel yang satu dengan yang lainnya?. Terkadang para pengusaha menggunakan berbagai cara agar mendapatkan keuntungan, namun secara tidak sadar mereka juga dapat mematikan hotel - hotel kecil yang semenjak jaman dulu sudah membangun usahanya di kota Bandung. Disinilah peran serta pemerintah sebagai salah satu stackholder pariwisata dapat menciptakan iklim yang lebih sehat lagi dalam usaha akomodasi ini. Pemerintah harus mengupayakan atau bahkan dari para pengusaha hotel tersebut membuat sebuah regulasi dimana seluruh hotel yang ada di Bandung itu mempunyai room rate yang wajar atau bisa dibilang tidak jauh berbeda antara satu hotel dengan hotel yang lainnya. Sehingga Para pengusaha pun akhirnya lebih ke menjual service terbaik yang bisa didapatkan oleh para wisatawan. Ini akan menciptakan iklim persaingan yang sangat baik dimana hotel - hotel akan berlomba untuk membuat event, promosi, dan service yang terbaik agar para wisatawan itu mau menginap / menggunakan hotel tersebut sebagai tempat istirahatnya. Keuntungan ini tidak hanya akan dirasakan oleh para pengusaha yang mendapatkan profit tetapi para wisatawan akan mendapatkan kepuasan saat dia amendapatkan service yang terbaik dari semua hotel yang ada di kota Bandung sehingga Kota Bandung menjadi sebuah destinasi wisata yang dapat mencerminkan "Sapta Pesona".

supported by :




Jumat, 18 November 2011

Peran para Stakeholder di bidang Pariwisata khususnya para local comunities (masyarakat lokal) untuk turut memeriahkan dan mensupport acara Sea Games 2011

topik kita kali ini adalah " Bagaimana seharusnya peran para stakeholder di bidang Pariwisata khususnya para local comunities(masyarakat lokal) untuk turut memeriahkan dan mensupport acara Sea Games ini.  Bagaimana seharusnya peran para stakeholder di bidang Pariwisata khususnya para local comunities(masyarakat lokal) untuk turut memeriahkan dan mensupport acara Sea Games ini."




Acara sea games 2011 merupakan ajang kompetisi olahraga dimana para pesertanya tidak hanya dari dalam negeri namun termasuk dari luar negeri. Suatu ajang dimana tuan rumah penyelenggara menjadi pusat perhatian Negara – Negara yang ikut andil dalam kompetisi tersebut.

Dapat kita lihat dan kita rasakan euphoria sea games di Palembang meriah sekali, namun tidak dapat di pungkiri juga bahwa fasilitas penunjang , sarana dan prasarana  jauh dari pantas untuk sebuah ajang sea games. Dapat kita rasakan ketergesa – gesaan panitia penyelenggara memaksakan untuk melaksanakan sea games di Palembang. Persiapan yang kurang dapat berdampak pada pandangan ketidak professional nya Indonesia sebagai penyelenggara, sehingga Indonesia akan kurang dihargai di mata Negara lain.

Seandainya fasilitas penunjang, baik sarana maupun prasarana sudah siap 100%, bukan tidak mungkin para supporter dari Negara lain datang dan mendukung acara yang akan berdampak pada masuknya dan bertambahnya devisa Negara. Selain itu, Se Games dapat menjadi ajang promosi lokasi pariwisatanya seperti :

Jembatan Ampera
 




Masjid Agung Palembang
 











Dan beberapa kawasan wisata lainnya. Dengan begitu, kota Palembang sendiri akan terangkat namanya dan bukan tidak mungkin menjadi salah satu destinasi periwisata selanjutnya.

Peran para stakeholder dalam rangka memeriahkan dan mensupport acara sea games yaitu adalah dengan mempromosikan daerah – daerah wisata tersebut dan jangan berorientasi pada keuntungan dengan mengejar – ngejar panitia untuk segera  melaksanakan sea games sehingga persiapan kurang matang dan mengurangi minat pengunjing dari luar negeri untuk daaing ke Palembang, Indonesia.

Sedangkan untuk local communities atau masyarakat local, berusaha untuk menjadi tuan rumah yang baik sehingga membuat Palembang nyaman untuk di kunjungi. Ramah terhadap wisatawan sehingga membuat betah untuk tinggal lebih lama di Indonesia. Dan membuat Indonesia menjadi Negara yang layak diperhitungkan dalam penyelenggaraan dalam event – event kelas dunia




Kompetisi Blog STPB Sponsored by:












Jumat, 11 November 2011

“Destinasi di Indonesia yang layak menjadi  The New 7 Wonders, diluar Komodo ?  Di Indonesia dari Sabang – Merauke" merupakan topik pertama yang akan kita bahas kali ini dan kami memilih Taman Nasional Lorentz sebagai salah satu destinasi wisata yang sangat layak menjadi "The New 7 Wonders" dan kami akan coba jelaskan mengapa Taman Nasional Lorentz dapat menjadi destinasi wisata yang sangat indah.

Taman Nasional Lorentz

Taman Nasional Lorentz adalah sebuah Taman nasional yang terletak di provinsi papua, Indonesia. Dengan luas wilayah sebesar 25.000 km² Lorentz merupakan taman nasional terbesar di Asia Tenggara.
Lorentz ditunjuk sebagai taman nasional pada tahun 1997, sehingga fasilitas/sarana untuk kemudahan pengunjung masih sangat terbatas, dan belum semua obyek dan daya tarik wisata alam di taman nasional ini telah diidentifikasi dan dikembangkan.
Taman nasional ini memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan ditunjang keanekaragaman budaya yang mengagumkan. Diperkirakan kebudayaan tersebut berumur 30.000 tahun dan merupakan tempat kediaman suku Nduga, Dani Barat, Amungme, Sempan dan Asmat. Kemungkinan masih ada lagi masyarakat yang hidup terpencil di hutan belantara ini yang belum mengadakan hubungan dengan manusia modern.
Suku Asmat terkenal dengan keterampilan pahatan patungnya. Menurut kepercayaannya, suku tersebut identik dengan hutan atau pohon. Batang pohon dilambangkan sebagai tubuh manusia, dahan-dahannya sebagai lengan, dan buahnya sebagai kepala manusia. Pohon dianggap sebagai tempat hidup para arwah nenek moyang mereka. Sistem masyarakat Asmat yang menghormati pohon, ternyata berlaku juga untuk sungai, gunung dan lain-lain.
Taman ini masih belum dipetakan, dijelajahi dan banyak terdapat tanaman asli, hewan dan budaya. Pada 1999 taman nasional ini diterima sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO.
Wilayahnya juga terdapat persediaan mineral, dan operasi pertambangan berskala besar juga aktif di sekitar taman nasional ini. Ada juga Proyek Konservasi Taman Nasional Lorentz yang terdiri dari sebuah inisiatif masyarakat untuk konservasi komunal dan ekologi warisan yang berada di sekitar Taman Nasional Loretz ini.
Dari tahun 2003 hingga kini, WWF-Indonesia Region Sahul Papua sedang melakukan pemetaan wilayah adat dalam kawasan Taman Nasional Lorentz. Tahun 2003- 2006, WWF telah melakukan pemetaan di Wilayah Taman Nasional Lorentz yang berada di Distrik (Kecamatan) Kurima Kabupaten Yahukimo, dan Tahun 2006-2007 ini pemetaan dilakukan di Distrik Sawaerma Kabupaten Asmat.
Taman Nasional Lorentz merupakan perwakilan dari ekosistem terlengkap untuk keanekaragaman hayati di Asia Tenggara dan Pasifik. Kawasan ini juga merupakan salah satu diantara tiga kawasan di dunia yang mempunyai gletser di daerah tropis. Membentang dari puncak gunung yang diselimuti salju (5.030 meter dpl), hingga membujur ke perairan pesisir pantai dengan hutan bakau dan batas tepi perairan Laut Arafura. Dalam bentangan ini, terdapat spektrum ekologis menakjubkan dari kawasan vegetasi alpin, sub-alpin, montana, sub-montana, dataran rendah, dan lahan basah.
Selain memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, terdapat pula beberapa kekhasan dan keunikan adanya gletser di Puncak Jaya dan sungai yang menghilang beberapa kilometer ke dalam tanah di Lembah Balliem.
Sebanyak 34 tipe vegetasi diantaranya hutan rawa, hutan tepi sungai, hutan sagu, hutan gambut, pantai pasir karang, hutan hujan lahan datar/lereng, hutan hujan pada bukit, hutan kerangas, hutan pegunungan, padang rumput, dan lumut kerak.

Jenis-jenis tumbuhan di taman nasional ini antara lain nipah (Nypa fruticans), bakau (Rhizophora apiculata), Pandanus julianettii, Colocasia esculenta, Avicennia marina, Podocarpus pilgeri, dan Nauclea coadunata






Jenis-jenis satwa yang sudah diidentifikasi di Taman Nasional Lorentz sebanyak 630 jenis burung (± 70 % dari burung yang ada di Papua) dan 123 jenis mamalia. Jenis burung yang menjadi ciri khas taman nasional ini ada dua jenis kasuari, empat megapoda, 31 jenis dara/merpati, 30 jenis kakatua, 13 jenis burung udang, 29 jenis burung madu, dan 20 jenis endemik diantaranya cendrawasih ekor panjang (Paradigalla caruneulata) dan puyuh salju (Anurophasis monorthonyx).
Satwa mamalia tercatat antara lain babi duri moncong panjang (Zaglossus bruijnii), babi duri moncong pendek (Tachyglossus aculeatus), 4 jenis kuskus, walabi, kucing hutan, dan kanguru pohon.
Musim kunjungan terbaik bagi wisatawan adalah pada  bulan Agustus s/d Desember setiap tahunnya.
Cara pencapaian lokasi:
Taman Nasional Lorentz dapat dicapai dengan melalui beberapa kota, antara lain melalui Timika (Kab. Mimika), Enarotali (Kab. Paniae), Nabire (Kab. Nabire), Wamena (Kab. Jayawijaya), Mulia (Kab. Puncak Jaya), Meroke (Kab. Meroke).  
Dari kota Timika ke bagian Utara kawasan menggunakan penerbangan perintis dan ke bagian Selatan menggunakan kapal laut melalui Pelabuhan Sawa Erma, dilanjutkan dengan jalan setapak ke beberapa lokasi.
Semua kota-kota yang tersebut diatas dapat dijangkau dengan transportasi udara dari Biak dan Jayapura dengan waktu tempuh antara 1 sampai dengan 2 jam perjalanan.

keterangan tambahan: 
Letak di  Kab. Paniai, Kab. Fak-fak, dan Kab.
Merauke, Provinsi Papua/Irian Jaya
Temperatur udara 29° - 32° C di dataran rendah
Curah hujan 3.700 – 10.000 mm/tahun
Ketinggian tempat 0 – 5.000 meter dpl.
Letak geografis 3°41’ - 5°30’ LS, 136°56’ - 139°09’ BT




 Kompetisi Blog STPB Sponsored by: